Rabu, 17 Oktober 2012

Kumpulan Rangkaian Elektronika Sederhana

Kumpulan Rangkaian Elektronika Sederhana. Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas beberapa kumpulan rangkaian elektronika sederhana. Walaupun rangkaiannya sederhana, tapi saya yakin fungsi yang sederhana dari rangkaian yang akan dibahas berikut ini akan bisa bermanfaat bagi anda suatu saat nanti bila anda menginginkan suatu rangkaian elektronika secara mendesak tapi tidak mempunyai persediaan komponen elektronika yang memadai, setuju?
Langsung saja kita bahas beberapa rangkaian yang menurut saya merupakan beberapa contoh dari kumpulan rangkaian elektronika sederhana :

1. Rangkaian timer sederhana.

kumpulan rangkaian elektronika sederhana

Mengapa bisa dikatakan demikian? karena pada umumnya untuk membuat suatu rangkaian timer atau pewaktu dibutuhkan minimal satu buah transistor atau satu buah IC (Integrated Circuit) sebagai komponen utama, right?
Tapi untuk bahasan rangkaian yang satu ini tidak memerlukan transistor atau ic, rangkaian ini hanya membutuhkan satu buah resistor dan kapasitor.
Prinsip kerja dari rangkaian timer yang sangat sederhana ini sebenarnya adalah sangat mudah untuk dipahami. Dan mungkin bagi anda seorang yang masih awam tentang disiplin ilmu elektronika sangat mudah untuk dipahami apalagi jika anda memang seorang yang sudah familiar dengan elektronika. Rangkaian ini memanfaatkan sifat dasar dari kapasitor yakni pengisian dan pelepasan muatan. Rangkaian beban dipasang parallel dengan kapasitor dan diseri dengan satu tahanan. Sehingga dengan begitu tegangan yang keluar terhubung dengan beban tergantung dari tegangan pada kapasitor. Artikel selengkapnya tentang Rangkaian Timer Sederhana ini bisa anda baca disini.

2. Rangkaian sensor suara

kumpulan rangkaian elektronika sederhana

Rangkaian berikutnya dari kumpulan rangkaian elektronika sederhana adalah rangkaian sensor suara yang akan dibahas berikut ini menggunakan rangkaian monostable IC555 sebagai penentu lamanya rangkaian alarm diaktifkan setelah menerima satu kali picu pada bagian input sensor. Anda bisa saja tidak menggunakan rangkaian monostable dan langsung menggantinya dengan lampu atau rangkaian alarm. Tapi ingat bahwa lampu atau rangkaian output lainnya yang anda pasang akan langsung mati pada saat input sensor berubah kembali. Atau anda menggunakan rangkaian penahan aktif yang lain seperti rangkaian JK flip-flop dan flip-flop yang lain. Hal itu tergantung juga pada kondisi yang anda inginkan pada bagian output, apakah rangkaian output akan diaktifkan selama jangka waktu tertentu atau akan diaktifkan selamanya sampai diadakan reset kembali pada rangkaian sensor tersebut.
Pada rangkaian di atas memanfaatkan mikrofon sebagai alat pengubah suara menjadi gelombang listrik. Gelombang listrik yang dihasilkan oleh mikrofon sangat kecil sekali dan berbentuk bolak balik atau sinus. Gelombang listrik sinus ini kemudian diloloskan melalui kapasitor C3 untuk kemudian diperkuat oleh rangkaian penguat darlington yang terdiri dari transistor Q1 dan Q2. Kolektor dari transistor Q2 langsung dikopel dengan input pemicu rangkaian monostable.
Rangkaian monostable tersebut akan menghasilkan output yang positif jika pada bagian triggernya (pin 2) berubah dari logika 1 ke 0. Jika kita amati pada saat rangkaian sensor tanpa sinyal input maka kolektor-emitor transistor Q2 akan seperti saklar terbuka (kondisi cut-off), dengan kata lain idealnya tegangan pada kolektor akan sebesar tegangan supply. Tapi karena kolektor tersebut paralele dengan input IC 555 maka bisa saya pastikan tegangan pada kolektor akan berkurang pengaruh hubungan parallel keduanya. Tetapi dengan demikian tegangan kolektor akan memberikan kondisi tinggi pada input monostable (pin 2). Pada saat sinyal suara dari input sensor membuat transistor Q2 jenuh maka hubungan antara kolektor dan emitor idealnya bagai seutas kawat, sehingga tegangan pada kolektor akan 0 volt. Dengan begitu rangkaian monostable akan terpicu dan mengaktifkan rangkaian output (pin 3) selama waktu yang ditentukan oleh R1 dan C!. Jika anda ingin mengkondiskan lebih lama, anda cukup memperbesar nilai dari R1 dan atau C1.

3. Low cost emergency light

 
 
Deskripsi

Berikut ini adalah lampu darurat putih berbasis LED yang menawarkan keuntungan sebagai berikut:
1. Hal ini sangat cerah karena penggunaan LED putih.
2. Lampu menyala secara otomatis saat pasokan listrik gagal, dan mematikan listrik ketika listrik kembali.3. Ini memiliki pengisi baterai sendiri. Setelah baterai terisi penuh, pengisian berhenti secara otomatis.

Rangkaian ini terdiri dari dua bagian: charger power supply dan charger listrik Bagian LED driver.The supply
dibangun di sekitar regulator adjustable 3-terminal (IC1) LM317, sedangkan bagian driver LED dibangun sekitar BD140 transistor (T2). Pada bagian power suplai charger, input listrik AC turun oleh transformator untuk memberikan 9V, 500mA ke penyearah jembatan, yang terdiri dari dioda (IN4007x4).
Filter kapasitor (25v/1000uf) menghilangkan riak. Diatur tegangan DC diumpankan ke input pin 3 dari IC1 dan menyediakan pengisian arus yang melalui dioda IN4007 (D5) dan membatasi resistor (16ohm) R16. Dengan menyesuaikan 2.2K preset (VR1), tegangan output dapat disesuaikan untuk memberikan yang dibutuhkan arus pengisian. Ketika baterai akan dibebankan pada 6.8V, dioda zener melakukan dan arus pengisian dari regulator (IC1) menemukan jalan melalui transistor BC547 (T1) untuk tanah dan berhenti pengisian baterai. Bagian driver LED menggunakan total dua belas 10mm LED putih. Semua LED dihubungkan secara paralel dengan resistor 100 ohm secara seri dengan masing-masing. Sambungan umum-anoda dari semua dua belas LED dihubungkan ke kolektor transistor T2 pnp dan emitor dari transistor T2 terhubung langsung ke terminal positif baterai 6V. Tegangan DC yang tidak diatur, diproduksi di persimpangan Jembatan katoda (Dioda), diumpankan ke basis transistor T2 melalui resistor 1k. Bila daya listrik tersedia, dasar transistor T2 tetap tinggi dan T2 tidak melakukan. Jadi LED off. Di sisi lain, ketika listrik gagal, dasar T2 transistor menjadi rendah dan melakukan. Hal ini membuat semua LED (LED1 melalui LED12) cahaya. Daya listrik pasokan, bila tersedia, biaya baterai dan menjaga LED off transistor T2 tetap cut-off. Selama kegagalan listrik, bagian pengisian berhenti bekerja dan catu baterai membuat cahaya LED. Pasang sirkuit pada PCB tujuan umum dan melampirkan dalam lemari dengan ruang yang cukup untuk baterai dan switch. Mount LED pada kabinet sehingga mereka menerangi ruangan. Sebuah lubang di kabinet harus dibor dapat terhubung masukan AC 230V untuk utama transformator. Saya telah menguji rangkaian dengan dua belas 10mm LEDs.You putih bisa menggunakan LED lebih menyediakan konsumsi arus total tidak melebihi 1.5A. Driver T2 transistor dapat memberikan hingga 1.5A dengan pengaturan heat-sink yang tepat.

4. Rangkaian sensor gerak

rangkaian sensor gerakGambar rangkaian sensor gerak

Rangkaian sensor gerak adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mendeteksi adanya gerakan. Rangkaian sensor diatas menggunakan cahaya infra merah sebagai pendeteksi gerakan. Pada bagian pemancar menggunakan IC NE 555 sebagai pembangkit sinyal. Frekuensi yang dihasilkan berkisar 5 KHz. Kemudian keluaran multivibrator tersebut dipancarkan dengan memanfatkan led infra merah. Pada bagian penerima menggunakan IC LM1458 sebagai comparator.

Rangkaian diatas merupakan rangkaian sensor gerak yang cukup sederhana dan bisa anda jadikan sebagai salah satu objek percobaan. Rangkaian diatas saya dapatkan dari www.circuitstoday.com. Contoh penggunaan trancaiver infra merah sebagai pendeteksi gerakan adalah pada rangkaian mouse komputer. Dimana mouse masa kini tidak lagi menggunakan bola pada bagian input sensor, sekarang sudah hampir semua mouse telah beralih ke aplikasi infra merah dan terbukti tingkat ketahanan dan style bisa dipenuhi

5. Rangkaian Flip-Flop

Rangkaian FLIP - FLOP bentuknya beraneka ragam, ada yang memakai 2 LED, 4 LED dll.
Berikut ini adalah skema rangkaian flip - flop yang memakai 2 LED ( Light Emitting Diode ) :




Skema Rangkaian flip - flop
Berikut ini adalah daftar komponen untuk merangkit rangkaian flip - flop diatas
  1. R1/R4 = 470 Ohm
  2. R2/R4 = 22 Kohm
  3. C1/C2 = 4.7 uF/ 16 V
  4. D1/D2 = LED
  5. TR1/TR2 = FCS 9012/9014 (NPN)
Rangkaian flip - flop diatas membutuhkan tegangan 9 Vdc.

Rangkaian flip- flop di`tas biasanya digunakan untuk memperindah tampilan suatu barang yang dilekatinya untuk menarik perhatian, selain itu ada rangkaian elektronika yang membutuhkan rangkaian ini untuk mengetahui baik tidaknya suatu komponen elektronika, yaitu Rangkaian Transistor Tester yang menggunakan rangkaian flip- flop 2 LED.

6. Rangkaian LED berjalan

RANGKAIAN LAMPU LED BERJALAN biasanya digunakan untuk memperindah rangkaian elektronika lain/ sebagai tampilan.
Berikut ini adalah salah satu rangkaian lampu LED BERJALAN diantara bentuk- bentuk yang lain.


Skema Rangkaian Lampu Led Berjalan

Berikut adalah komponen yang digunakan untuk merakitnya :
  1. R1 = 10 Kohm (1/4 W)
  2. R2/R3 = 47 Kohm (1/4 W)
  3. R4 = 1 Kohm (1/4 W)
  4. R5/R6/R7 = 100 KOhm (1/4 W )
  5. R8 = 820 Ohm (1/4 W)
  6. C1/C3 = 100 nF /63 V ( capasitor ceramic/ poliester )
  7. C2 = 10 uF / 50 V ( ELCO )
  8. C4 = 330 nF / 63 V ( capasitor poliester )
  9. C5 = 100 uF / 25 V (ELCO)
  10. D1 = 1N 4148 / 75 V/150 mA
  11. D1 - D11 = LED semua jenis
  12. IC 1 = LM 358
  13. IC 2 = 4017
  14. MIC = Mikrofon

Rangkaian diatas menggunakan tegangan power supply sebesar 9 Vdc.

7. Rangkaian alarm pintu

Sebuah rumah yang kita tempati sehari- hari, yang di dalamnya terdapat barang- barang berharga, tidak ada salahnya jika rumah anda dilengkapi Rangkaian alarm pintu rumah  yang diletakkan di pintu rumah anda( bisa juga dipasang di pagar).
Berikut dibawah ini adalah skema rangkaian alarm pintu rumah tersebut.

skema rangkaian alarm pintu rumah

Daftar rangkaian :
  1. R1 : 1 M ( 1/4 W)
  2. R2 : 3,3K ( 1 W)
  3. R3 : 10 K ( 1/2 W) = Trimpot.
  4. R4 : 33 K ( 1/4 W)
  5. R5 : 150 K ( 1/4 W)
  6. R6 : 2,2 K ( 1/4 W)
  7. R7 : 22 K (1/4 W)
  8. R8 : 4,7 K ( 1/4 W)
  9. D1/D2/D4 : 1N 4148
  10. D3 : LED
  11. Q1/Q2/Q3/Q5 : BC 547 ( NPN)
  12. Q4 : BC 557 ( PNP)
  13. C1/C2 : 10 nF
  14. C3 : 10 pF
  15. C4/C6 : 100 nF
  16. C5 : 2,2 uF/ 25 V
  17. C7 : 100 uF/ 25 V
  18. L1/L2 : Induktor
  19. BZ : Buzzer
Rangkaian diatas menggunakan tegangan power supply sebesar 9 Vdc.
Fungsi utama alarm tersebut adalah untuk mencegah kemalingan pada rumah anda, selain itu juga untuk mengetahui orang yang masuk rumah anda.
Merakit rangkaian tersebut tidak terlalu sulit, jika anda berminat bisa merakitnya sendiri, kalaupun anda kesulitan untuk membuatnya, anda juga bisa menyuruh seorang teknisi elektronika untuk merakitnya, ataupun anda bisa membelinya ditoko- toko yang menjual alarm tersebut.
Itupun kalau anda berminat dan jika mengingin keamanan dirumah anda.


8. Rangkaian alarm kebakaran


Untuk mencegah hal- hal yang tidak diinginkan (khususnya kebakaran), tidak salahnya jika anda memiliki alarm pendeteksi kebakaran untuk di dalam rumah.Berikut adalah skema rangkaian alarm pendeksi kebakaran yang sering digunakan oleh kebanyakan orang karena proses perakitan dan komponennya yang relatif sedikit dan hasil suaranya yang keras.



skema rangkaian alarm pendeteksi kebakaran

Rangkaian ini berfungsi untuk mengidentifikasi terjadinya kebakaran.
Sistem kerjanya adalah bila asap yang ditimbulkan oleh api melewati antara bola lampu dan LDR, sehingga penerimaan cahaya di LDR menjadi berkurang, sehingga nilai tahanan/ hambatan dari LDR menjadi lebih besar, mengakibatkan tegangan di COB/ chip cukup untuk on/ hidup, sehingga menghasilkan bunyi/ alarm dan suara tersebut diperkuat dengan amplifier ic NE 555 sehingga bunyi yang dihasilkan menjadi keras.
Meskipun bentuknya sepele tetapi manfaatnya luar biasa.
 
9. Rangkaian alarm motor
Sekarang ini banyak terjadi pencurian sepeda motor, jika anda menginginkan kendaraan dalam posisi yang aman dan meminimalisasi curanmor, maka anda sebaiknya melengkapi kelengkapan sepeda motor yang anda miliki. Demi keamanan kendaran anda, tidak ada salahnya bila sepeda motor anda dilengkapi dengan alarm.
Jika anda berminat, silahkan rakit alarm sepeda motor ini.


Daftar Komponen :
  1. R1        : 10 KOhm
  2. R2/ R3  : 470 Ohm
  3. C1        : 1 uF
  4. ST        : Saklar Tekan
  5. IC 1      : NE555
  6. LS         : Loud Speaker 10 Ohm
  7. SCR
  8. VCC     : 12 Volt
Bagian - bagian alarm sepda motor tersebut :
  1. SCR 
  2. PENGOLAH ( IC)  
  3. OUTPUT(SPEAKER) 
Silahkan mencoba, semoga berhasil.
 
Diatas adalah 9 rangkaian yang simple dan sederhana tapi bermanfaat dalam hidup ini. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.
 
 
 
 







3 komentar:

  1. Gan kalau untuk rangkaian Led lampu berjalan,itu pakai MIC berarti cara kerja nya pakai suara ?
    seperti rangkaian sensor tepuk??..
    trimksh

    BalasHapus
  2. makasih bgt gan sangat brmanfaat....

    BalasHapus
  3. makasssiihhh banyak kak sangat membantu saya

    BalasHapus